12 Oktober 2011

Melayani dengan Hati

Gonjang-ganjing perekonomian Indonesia tahun 1997 menimbulkan berbagai gejolak masyarakat, salah satunya adalah kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan. Kelahiran perbankan syariah menjadi alternatif masyarakat dalam pemanfaatan lembaga perbankan. Demikian pula dengan kelahiran Unit Usaha Syariah (UUS) BN pada 29 April 2000 yang kelak menjadi cikal bakal BNI Syariah. Seolah embun di gurun BNI dengan unit syariahnya mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih berkeadilan.

Walaupun usianya masih relatif muda, berbagai penghargaan bergengsi telah dikantonginya diantaranya adalah  The best achieving total customer satisfaction dari ICSA, dan Banking Service Excellence Awards. Inilah salah satu modal yang mengantarkan BNI Syariah menjadi bank syariah pilihan masyarakat.

Paralel dengan cara pelayanan konvensional, BNI Syariah juga selalu mengikuti trend perkembangan teknologi khususnya perbankan, untuk melayani masyarakat yang melek teknologi. Untuk itulah diawal 2011 BNI Syariah meluncurkan situs internet resmi agar dapat menjawab tuntutan kebutuhan nasabah dengan alamat domain www.bnisyariah.co.id.

Bagi BNI Syariah, nasalah adalah segalanya. Nasabah jugalah yang menjadi sumber inspirasi untuk upaya meningkatkan kwalitas pelayanan. Nasabah bagaikan anak yang perlu di layani, dibina, dan juga berhak mendapatkan layanan pendidikan. Program Corporate Social Responsibility (CSR) BNI Syariah menerapkan Manajemen Syukur. Program yang mengusung jargon "Dari BNI Syariah untuk Indonesia Yang Lebih Cerdas"  ini berfokus pada Pendidikan dalam arti luas. Inilah perhatian BNI Syariah terhadap dunia pendidikan di negeri ini.

Konsep-konsep layanan BNI syariah seperti inilah yang diterapkan untuk memanjakan nasabah. Melayani dengan hati, penuh dedikasi, empati, dan berpihak kepada nasabah. Melayani dengan hati juga diibaratkan dengan memasak nasi, berasnya diambil dari jantung kita yang paling dalam, apinya dari semangat yang membara, dan hasilnya adalah nasi akan dipakai untuk menyuapi anak pertama kita. Itulah ketulusan BNI Syariah. (Suratmi)

13 September 2007

Ujian Naik Tingkat, 3 Anggota Merpati Putih Tewas Tenggelam

Sumber : detikcom, 08/09/2007 10:59 WIB

Bagus Kurniawan - detikcom Yogyakarta - Sabuk hijau itu urung dipakai 3 anggota Perguruan Silat Merpati Putih. Sebab, saat menjalani ujian kenaikan tingkat, mereka malah tewas tenggelam di Sungai Opak, Yogyakarta.

Korban pertama adalah Tri Bayu Budi Wibowo (26), warga Cilacap yang tinggal di Dusun Orongan, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Korban kedua yakni Padnu Yainurosi (21), warga Indramayu, Jawa Barat, yang tinggal di Jl Pangeran Puger, Sleman. Sedangkan korban ketiga adalah drh Leo Reza Sinulinga (31), warga Medan yang tinggal di Baciro, Yogyakarta.

Ketiga orang itu tewas di Sungai Opak, Desa Panjangrejo, Kecamatan Pundong, Bantul, Yogyakarta, Jumat (8/9/2007) sekitar pukul 03.00 WIB.Jenazah mereka ditemukan sekitar 200 meter dari lokasi tenggelam, pada pukul 07.00 WIB. Saat ini, ketiganya berada di kamar jenazah RSU dr Sardjito Yogyakarta.

Saat ditemukan, mereka bertiga masih memakai seragam Merpati Putih.Jenazah Tri Bayu dan Padnu akan diambil langsung keluarganya pada Sabtu ini. Sedangkan Leo baru akan diambil keluarganya pada Minggu besok setelah surat visum selesai.Menurut Wakil Ketua Pengurus Pusat Merpati Putih Suprapto, ketiganya tewas saat menempuh ujian kenaikan tingkat dari sabuk strip kuning kombinasi ke khusus strip hijau.

Ujian tersebut dilakukan sejak Jumat 7 September malam kemarin. Dalam ujian itu, 60 peserta diwajibkan melakukan perjalanan malam dari Lapangan Parangkusumo menuju Pantai Depok, dilanjutkan ke wilayah Pundong, lantas menuju Gunung Butak Pundong.

Namun saat menyeberang Sungai Opak, ketiganya diduga terperosok dan terseret arus hingga tenggelam. "Karena ada anggota yang hilang, peserta dan panitia melakukan pencarian dibantu warga dan Tim SAR. Mereka ditemukan 200 meter sebelah selatan lokasi tenggelam," ujar Suprapto."Ini adalah kenaikan tingkat resmi yang diikuti oleh peserta yang akan naik tingkat. Acaranya adalah napak tilas," imbuh Suprapto. (nvt/djo)